KKP Berburu Penderita Kusta

KUSTA : KKP Kendari intens berburu penyakit kusta. Salah satu tujuannya untuk mengeliminir penderita kusta yang juga jadi target nasional. Pegawai KKP mengikuti peningkatan kapasitas dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit kusta. Foto: Sulis/Kendari Pos

KENDARIPOS.CO.ID — Personel Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kendari kini fokus pada pemberantasan penyakit kusta. Untuk itu lembaga tersebut melaksanakan workshop peningkatan kapasitas petugas KKP dalam program pencegahan dan pengendalian penyakit kusta di Pelabuhan dan Bandara Wilayah Sultra.

Kepala KKP Kendari, H.Muhammad Jufri Sade, S.KM, M.Kes, menjelaskan beragamnya ruang lingkup kerja pegawai KKP sehingga mereka dibekali banyak pengetahuan. Salah satunya pengetahuan dalam penanganan dan pengendalian penyakit kusta. “Di Indonesia, penyakit kusta berada di peringkat ke-3. Sementara pemerintah menargetkan eliminasi untuk penyakit tersebut. Petugas KKP yang selama ini berada di lingkup pelabuhan dan bandara, bisa mendeteksi bila menjumpai masyarakat yang terserang kusta,” ujar Muhammad Jufri Sade saat membuka workshop yang juga diikuti stakeholder terkait, Senin (29/1)lalu.

Kasi Penyakit Tropis Menular Langsung Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Tiffani Tiara Pakasi mengatakan penyakit kusta di Sultra belum tereliminasi. Penyakit kusta dapat dikatakan tereliminasi bila penderitanya kurang dari 1 per 10 penduduk. “Kalau saya melihat data yang ada di Sultra, masih banyak penderita kusta sehingga butuh keterlibatan pihak terkait untuk melakukan eliminasi,” ujar dr Tiffani Tiara Pakasi.

Kasi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Sultra, dr.Irma Jumiati.M, menjelaskan kasus penyakit kusta hanya terdeteksi di 6 kabupaten pada tahun 2016 yakni Wakatobi, Kolaka Utara, Baubau, Buton, Buteng dan Bombana. Sementara di tahun 2017 dengan adanya program eliminasi dari pusat, dilakukan pencarian penderita kusta oleh pihak medis, hasilnya masih 11 kabupaten terdeteksi kusta. “Penyakit kusta adalah penyakit menular tidak langsung. Artinya begitu kulit bergesekan tidak saat itu juga tertular. Penyakit ini bisa menyebabkan cacat pada penderitanya, untuk itu pemerintah memprogramkan pemberantasan penyakit tersebut,” terang dr.Irma. (lis/b)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.