WNI pendukung ISIS di Malaysia memburu biku Buddha untuk dibunuh

WNI pendukung ISIS di Malaysia memburu biku Buddha untuk dibunuh
polisi malaysia Hak atas foto EPA Image caption Polisi Malaysia menahan WNI yang diduga pendukung ISIS pekan lalu. (Foto merupakan ilustrasi umum)

Seorang WNI -yang disebut sebagai pendukung ISIS dan memburu biku Buddha untuk dibunuh sebagai balas dendam kekerasan Muslim Rohingya- ditahan di Malaysia.

WNI berusia 23 tahun dan bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia berkeliaran di Kuala Lumpur November tahun lalu.

"Dengan bersenjatakan sebilah pisau, mencari biksu Buddha untuk dibunuh, sebagai tindakan balas dendam atas kekejaman terhadap Muslim Rohingya di Myanmar," kata kepolisian Malaysia dalam satu pernyataan yang diberikan juru bicara polisi, Asmawati Ahmad, kepada BBC Indonesia.

Namun usaha itu gagal setelah polisi merampas pisau dari tersangka.

WNI yang tak disebutkan namanya tersebut ditangkap pada 17 Januari lalu dan merencanakan "serangan ke kantor polisi dan merampas senjata api dari kantor polisi dan markas tentara untuk digunakan dalam serangan di Malaysia dan Indonesia."

Bendera RI terbalik: permusuhan Indonesia-Malaysia 'memalukan' PM Malaysia desak Myanmar hentikan kekerasan atas Muslim Rohingya Sulitnya merebut 'jantung kekuasaan kekhalifahan' ISIS di Raqqa

Tersangka juga melakukan kontak dengan pemimpin kelompok yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS dan mencoba merekrut "beberapa orang Indonesia untuk bergabung bersama ISIS."

WNI ini juga disebutkan mengibarkan bendera ISIS di tempat dia bekerja dan, "Ini menunjukkan bahwa para pendukung ISIS masih aktif di Malaysia," kata polisi.

Satu orang lagi yang ditangkap polisi terkait ISIS pada tanggal 23 Desember lalu adalah warga Malaysia.

Guru agama berusia 25 tahun di sekolah swasta ini ditahan di Selangor setelah diduga merencanakan serangan di pusat-pusat hiburan.

Pria Malaysia ini juga pernah dipenjara pada 2015 karena pelanggarakan keamanan dan diduga kembali aktif dengan merencanakan perampokan, penculikan atau pembunuhan terhadap non-Muslim setelah ia dibebaskan.

Tersangka menggunakan akun Facebooknya untuk berhubungan dengan ISIS serta merekrut anggota baru.

Hak atas foto Reuters Image caption Pendukung ISIS di Irak.

Dalam beberapa tahun terakhir, kepolisian Malaysia telah menangkap ratusan tersangka kelompok militan.

Serangan granat di luar Kuala Lumpur pada Juni 2016, melukai delapan orang dan ISIS mengklaim mereka yang melakukan penyerangan pertama di Malaysia itu.

Kepolisian Malaysia juga mengatakan akan meningkatkan keamanan menjelang festival Hindu, Thaipusam pada tanggal 31 Januari mendatang.

"Polisi akan meningkatkan keamanan di semua lokasi di seluruh negara untuk mencegah insiden yang dapat mengganggu festival," kata Inspektur Jendral Polisi Tan Sri Mohamad Fuzi Harun.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.