Wakatobi Incar Hibah Proyek Jalan dari Australia

Kamaruddin

.CO.ID — Masuknya Kabupaten Wakatobi dalam 10 top destinasi pariwisata prioritas nasional memberi dampak positif. Selain semakin diperhatikan pemerintah pusat, kerja sama hingga bantuan dari luar negeri juga terus mengalir. Tahun ini, Wakatobi bersama sembilan daerah prioritas lainnya berebut dana hibah dari Pemerintah Australia senilai Rp 1 triliun. Hibah untuk pembangunan jalan daerah dan provinsi akan diperebutkan oleh seluruh provinsi dan kabupaten/kota yang masuk kawasan pariwisata prioritas nasional.

Anggaran untuk pembangunan jalan ini nantinya akan diberikan pada empat daerah yang masuk kawasan 10 top destinasi ini. Empat kawasan serta empat provinsi yang beruntung ini akan mendapat anggaran lebih dari Rp 100 miliar. Namun, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Walaupun nantinya semua kawasan ini akan mendapat anggaran tersebut, namun, Pemkab Wakatobi berupaya agar bisa menjadi salah satu dari empat daerah yang akan direalisasikan tahun 2019 mendatang. “Sementara kita masih melakukan segala persiapan. Apa-apa yang menjadi syaratnya dikumpulkan, agar anggaran ini bisa kita rebut,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Penataan Ruang Kabupaten Wakatobi, Kamaruddin, Jumat (23/3).

Kendati demikian, perlu ada komitmen yang kuat dari pemerintah setempat dalam hal ini Bupati Wakatobi. Pasalnya, sebelum anggaran ini dicairkan ke daerah, pembangunan jalan yang masuk dalam perencanaan proyek ini nantinya harus dibangun terlebih dulu melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). “Jadi, Pemkab harus bangun jalan dulu. Jika semuanya sudah sesuai spesifikasi dan syarat lainnya, barulah dibayar melalui dana hibah ini. Bila tidak sesuai spek, maka tidak dibayar,” jelas Kamaruddin.

Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi ini menambahkan, pihaknya sengaja dipanggil ke Mataram untuk membahas cara mengantisipasi hal ini. Selain komitmen pemerintah, daerah juga harus menyiapkan anggaran minimal lima persen dari dana hibah yang akan disalurkan nanti. “Dana lima persen itu untuk membiayai pelatihan-pelatihan kontraktor, pengawas, masyarakat, LSM. Karena ini akan kita awasi sama-sama,” tambahnya.

Jika terlaksana, konsultan yang akan diturunkan oleh penyalur anggaran berasal dari Australia juga. “Dana hibah ini sudah pernah disalurkan di Mataram. Sehingga kita dipanggil ke sana untuk menghadiri sosialisasi ini karena di sana pilot proyeknya,” tandasnya. (c/thy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.