Bentrokan di perbatasan Israel, tiga orang Palestina tewas

Bentrokan di perbatasan Israel, tiga orang Palestina tewas
Warga Palestina membawa seorang pria yang terluka selama bentrokan dengan pasukan keamanan Israel. Hak atas foto AFP/GETTY IMAGES Image caption Warga Palestina membawa seorang pria yang terluka selama bentrokan dengan pasukan keamanan Israel.

Kementerian kesehatan di Gaza mengatakan pasukan Israel telah menembak mati tiga warga Palestina dalam protes yang berlangsung di perbatasan.

Lebih dari 300 lainnya dirawat di rumah sakit karena luka tembak dan efek gas air mata, dinyatakan kementerian itu.

Militer Israel mengatakan lebih dari 10.000 warga Palestina telah melakukan kerusuhan dan pasukannya telah menembak sesuai dengan aturan.

Ini adalah minggu kelima protes massal.

Para pengunjuk rasa Palestina menuntut agar para pengungsi diizinkan kembali ke tanah leluhur yang saat ini berada di Israel.

Israel menuduh Hamas, kelompok militan yang mengontrol Gaza, menggunakan protes sebagai alasan untuk melancarkan serangan ke Israel.

Gerakan protes diadakan secara independen, tetapi mendapat dukungan dari Hamas.

Pada Jumat lalu, para pengunjuk rasa berkumpul di lima lokasi yang mereka dirikan di dekat pagar pembatas.

Image caption Palestina telah mendirikan lima kamp di dekat perbatasan untuk protes. Sumber: Haaretz

Kumpulan yang terbesar berada di dekat Khan Yunis, dengan sekelompok kecil pengunjuk rasa melintasi perbatasan dengan Israel setelah memotong sebagian pagar kawat.

Orang pertama yang tewas yang dikonfirmasi oleh kementerian kesehatan Gaza adalah Abdul Salam Bakr yang berusia 29 tahun. Kementerian itu mengatakan dia ditembak di kepala oleh pasukan Israel di pagar di timur kota Gaza.

Israel mengatakan ratusan perusuh berusaha membakar pagar, dan melempar batu dan bom. Prajurit Israel menggunakan gas air mata, peluru karet dan senjata.

Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 40 orang sejak demonstrasi dimulai pada 30 Maret. Lebih dari 5.000 orang diyakini telah terluka.

Panitia penyelenggara menyebut protes itu Great March of Return.

Acara puncak akan dilangsungkan pada 15 Mei, peringatan tahunan ke-70 dari apa yang disebut orang Palestina sebagai Nakba, atau Bencana, atas pengusiran ratusan ribu orang Palestina dalam perang yang kemudian membentuk Israel pada tahun 1948.

Sebelumnya pada hari Jumat, kepala hak asasi manusia PBB Zeid Ra'ad al-Hussein mengkritik Israel karena menggunakan apa yang disebutnya "kekuatan berlebihan", dan mengatakan tembakan senjata telah menyebabkan orang yang terluka dalam "jumlah yang mengejutkan".

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyerukan embargo senjata global terhadap Israel, dengan tuduhan Israel telah "melakukan serangan pembunuh" terhadap para pengunjuk rasa Palestina.

Israel mempertahankan bahwa pihaknya telah bertindak secara sah untuk melindungi warga sipilnya dari militan yang berusaha menembus perbatasan.

Pada hari Kamis, utusan Israel di PBB, Danny Danon, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Hamas yang bertanggung jawab atas korban Palestina, dan menuduh kelompok itu "bersembunyi" jauh dari pertumpahan darah sementara warga Palestina tewas.

Hamas membantah tuduhan itu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.